Ilustrasi asteroid (Foto: Softpedia)
CALIFORNIA - Peneliti mengungkap detail terkait fenomena jatuhnya asteroid yang memusnahkan 75 persen makhluk hidup di Bumi. Peristiwa itu dipercaya pernah terjadi lebih dari 65 juta tahun yang lalu.
Dilansir Dailymail, Rabu (10/8/2016), lebih dari 65 juta tahun lalu, batu raksasa luar angkasa menghantam Bumi. Fenomena ini mengakibatkan gempa Bumi yang kuat, tanah longsor dan tsunami yang menghapus 75 persen spesies di Bumi.
CALIFORNIA - Peneliti mengungkap detail terkait fenomena jatuhnya asteroid yang memusnahkan 75 persen makhluk hidup di Bumi. Peristiwa itu dipercaya pernah terjadi lebih dari 65 juta tahun yang lalu.
Dilansir Dailymail, Rabu (10/8/2016), lebih dari 65 juta tahun lalu, batu raksasa luar angkasa menghantam Bumi. Fenomena ini mengakibatkan gempa Bumi yang kuat, tanah longsor dan tsunami yang menghapus 75 persen spesies di Bumi.
Penelitian terbaru dilakukan di daerah yang terkena dampak, yang kini dikenal dengan nama Yucatan Peninsula, Meksiko. Situs jatuhnya asteroid ini telah diamati sejak 1980-an.
Situs jatuhnya batu luar angkasa itu mengakibatkan lebih dari 100 mil diameter lubang. Selama mempelajari area itu, para ahli menemukan fenomena tsunami yang intensi di sekitar pantai Gulf.
Fenomena tersebut menyebabkan gelombang besar yang mengoyak seluruh pantai dalam waktu hanya 10 jam sejak asteroid menghantam Bumi.
Atas kejadian itu, peneliti menemukan pasir laut yang seharusnya menjadi lahan kering. Selain itu, ada fosil tanaman yang seharusnya berada di laut, mereka semua tercampur bersama dalam sedimen kuno.
Efek dari asteroid itu juga menyebabkan bencana alam lainnya, seperti gempa Bumi dan tanah longsor. Makhluk hidup pada saat itu juga menderita panas atau suhu yang tinggi.
Peneliti juga menemukan partikel kecil dari batu dan puing-puing lainnya yang terpental ke udara ketika asteroid jatuh. Disebut 'spherules', partikel-partikel kecil ini menutupi langit dengan ketebalan sepersepuluh inci.
"Energi kinetik yang dibawa oleh spherules ini luar biasa, sekira 20 juta megaton atau setara energi satu bom hidrogen megaton di interval enam kilometer di sekitar planet ini," kata ahli geologi dari University of Colorado, Doug Robertson.
Semua energi ini bertransformasi menjadi panas karena partikel-partikel kecil dari asteroid keluar di ketinggian 40 mil di udara.
(ahl)
Situs jatuhnya batu luar angkasa itu mengakibatkan lebih dari 100 mil diameter lubang. Selama mempelajari area itu, para ahli menemukan fenomena tsunami yang intensi di sekitar pantai Gulf.
Fenomena tersebut menyebabkan gelombang besar yang mengoyak seluruh pantai dalam waktu hanya 10 jam sejak asteroid menghantam Bumi.
Atas kejadian itu, peneliti menemukan pasir laut yang seharusnya menjadi lahan kering. Selain itu, ada fosil tanaman yang seharusnya berada di laut, mereka semua tercampur bersama dalam sedimen kuno.
Efek dari asteroid itu juga menyebabkan bencana alam lainnya, seperti gempa Bumi dan tanah longsor. Makhluk hidup pada saat itu juga menderita panas atau suhu yang tinggi.
Peneliti juga menemukan partikel kecil dari batu dan puing-puing lainnya yang terpental ke udara ketika asteroid jatuh. Disebut 'spherules', partikel-partikel kecil ini menutupi langit dengan ketebalan sepersepuluh inci.
"Energi kinetik yang dibawa oleh spherules ini luar biasa, sekira 20 juta megaton atau setara energi satu bom hidrogen megaton di interval enam kilometer di sekitar planet ini," kata ahli geologi dari University of Colorado, Doug Robertson.
Semua energi ini bertransformasi menjadi panas karena partikel-partikel kecil dari asteroid keluar di ketinggian 40 mil di udara.
(ahl)
Sumber : okezone.com
No comments:
Post a Comment